anak jalanan

Segala pekerjaan bisa dilakukan oleh anak jalanan asalkan menghasilkan uang untuk makan, seperti mengamen, mengemis, menyemir sepatu, menjadi kuli panggul, dam menjadi pemulung. Penghasilan anak jalanan setiap hari berkisar Rp 30.000 sampai Rp 50.000. Mendekati hari raya seperti Lebaran, penghasilan mereka bisa melonjak hingga tiga kali lipat dari biasanya! Uang yang mereka peroleh biasanya digunakan untuk membeli makan dan memenuhi kebutuhan mereka yang lain, seperti membayar uang sekolah. Selain bekerja, ada beberapa anak jalanan yang masih ngelanjutin sekolahnya. Biasanya mereka turun ke jalan setelah pulang sekolah. Meskipun hidup di jalan, satu hal yang patut Muda-ers hargai adalah keinginan mereka untuk menyelesaikan sekolah. Hal tersebut ternyata enggak mudah. Mereka harus berjuang mempertahankan keinginannya bersekolah, sementara di sekeliling mereka ada banyak anak jalanan yang meninggalkan bangku sekolah dan lebih memilih untuk bekerja.

anak jalanan

Segala pekerjaan bisa dilakukan oleh anak jalanan asalkan menghasilkan uang untuk makan, seperti mengamen, mengemis, menyemir sepatu, menjadi kuli panggul, dam menjadi pemulung. Penghasilan anak jalanan setiap hari berkisar Rp 30.000 sampai Rp 50.000. Mendekati hari raya seperti Lebaran, penghasilan mereka bisa melonjak hingga tiga kali lipat dari biasanya! Uang yang mereka peroleh biasanya digunakan untuk membeli makan dan memenuhi kebutuhan mereka yang lain, seperti membayar uang sekolah. Selain bekerja, ada beberapa anak jalanan yang masih ngelanjutin sekolahnya. Biasanya mereka turun ke jalan setelah pulang sekolah. Meskipun hidup di jalan, satu hal yang patut Muda-ers hargai adalah keinginan mereka untuk menyelesaikan sekolah. Hal tersebut ternyata enggak mudah. Mereka harus berjuang mempertahankan keinginannya bersekolah, sementara di sekeliling mereka ada banyak anak jalanan yang meninggalkan bangku sekolah dan lebih memilih untuk bekerja.

anak jalanan

Segala pekerjaan bisa dilakukan oleh anak jalanan asalkan menghasilkan uang untuk makan, seperti mengamen, mengemis, menyemir sepatu, menjadi kuli panggul, dam menjadi pemulung. Penghasilan anak jalanan setiap hari berkisar Rp 30.000 sampai Rp 50.000. Mendekati hari raya seperti Lebaran, penghasilan mereka bisa melonjak hingga tiga kali lipat dari biasanya! Uang yang mereka peroleh biasanya digunakan untuk membeli makan dan memenuhi kebutuhan mereka yang lain, seperti membayar uang sekolah. Selain bekerja, ada beberapa anak jalanan yang masih ngelanjutin sekolahnya. Biasanya mereka turun ke jalan setelah pulang sekolah. Meskipun hidup di jalan, satu hal yang patut Muda-ers hargai adalah keinginan mereka untuk menyelesaikan sekolah. Hal tersebut ternyata enggak mudah. Mereka harus berjuang mempertahankan keinginannya bersekolah, sementara di sekeliling mereka ada banyak anak jalanan yang meninggalkan bangku sekolah dan lebih memilih untuk bekerja.

Sabtu, 16 Juli 2011

si tembemm

Tatto Sebagai Trend untuk Kalangan Mahasiswa dan Remaja



Tatto,tattoo merupakan salah satu seni tua yang ada di dunia yang memiliki beragam arti. Kata tattoo yang berasal dari suku tahitti “tattu” yang artinya tanda, keberadaan tatto sudah ada sejak 12.000 SM yang biasanya dilambangkan sebagai ritual – ritual suku maori.
Fenomena tattoo bukan lahir pada zaman modern tetapi sudah ada sejak zaman dahulu,ada tiga aspek yang dapat dilihat dalam seni tattoo tersebut yang pertama pandangan dari seorang pemilik tattoo bahwa dengan ditatto melambangkan ekspresi kebebasan,sedangkan untuk kaum budayawan bahwa tattoo merupakan seni kontemporer yang  dapat dituangkan sebagai bentuk ekspresi, dan yang ketika untuk kalangan orang tua manusia bertatto itu selalu di identikkan dengan sesuatu yang negative,seperti preman,pencuri dll. Dengan menstereotipe hal tersebut banyak orang tua yang tidak setuju dengan orang-orang yang bertatto.
Seni tattoo sekarang ini menempati suatu kedudukan khusus dan menjadi pilihan didunia fashion,tattoo dapat disandingkan sebagai aksesori pelengkap gaya berpakaian pada mahasiswa sekarang ini. Menurut mereka dengan adanya tattoo akan lebih percya diri serta mengikuti perkembangan model atau fashion pada masyarakat urban saat ini.
Banyak komunitas yang menggunakan tattoo sebagai lambang atau keseragaman,biasanya digunakan oleh anak – anak punk serta anggota geng motor,dan juga anggota band., untuk kalangan mahasiswa tattoo merupakan trend untuk melambangkan suatu ekspresi baik rasa cinta terhadap suatu hal, seni maupun hanya sekedar untuk mengikuti trend yang telah ada. Untuk jenis tattoo ada 3 yang pertama adalah Tatto permanent yaitu tattoo yang tidak dapat dihilangkan karena tintaadau zat untuk mewarnai menembus kedalam lapisan kulit epidermis, yang kedua adalah jenis tattoo Temporary jenis ini memiliki ketahanan sekitar 2 sampai 4 minggu karena tinta yang menepel hanya dipermukaan kulit saja, sedangkan yang ketiga adalah jenis Body Painting, jenis ini hanya bertahan satu hari saja karena tinta yang digunakan menggunakan cat air, dan biasanya hanya digunakan pada acara atau even – event tertentu saja.

kehidupan anak jalanan

“Pak….., tolong berikan saya duit untuk beli makan”, begitulah kata yang keluar dari mulut anak kecil berpakaian kumal yang tak seharusnya berada di jalanan. Inilah sekelumit tentang nasib anak Indonesia. Tragis dan memilukan melihat banyak anak-anak harapan bangsa yang menghabiskan waktunya di jalanan dan  bukan bermain di halaman rumahnya. Sebuah tragedi zaman ini! Entah siapa yang salah, yang jelas anak-anak tersebut tidak meminta dilahirkan untuk menjadi pengemis.
Sejak krisis tahun 1998, kegiatan anak jalanan di indonesia semakin meningkat, mulai di alun-alun, bioskop, jalan raya, simpang jalan, stasiun kereta api, terminal, pasar, pertokoan, dan mall. Kini, sosok anak-anak di indonesia tampil dalam kehidupan yang kian tak menggembirakan. Kondisi anak-anak yang kian terpuruk sudah bisa diliihat dari tampilan fisiknya saja.

Siapa saja sih yang disebut anak jalanan?
Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan phsykis) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya. Umumnya mereka berasal dari keluarga yang ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif.
Kasus-kasus kekerasan (fisik, psykologis, maupun seksual) yang dialami oleh anak jalanan hingga terungkap ke publik hanyalah sebuah fenomena “gunung es” dari kasus-kasus kekerasan yang sebenarnya sering terjadi di dalam kehidupan anak-anak jalanan. Oleh karena itu, tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa anak jalanan senantiasa berada dalam situasi yang mengancam perkembangan fisik, mental dan sosial bahkan nyawa mereka. Di dalam situasi kekerasan yang dihadapi secara terus-menerus dalam perjalanan hidupnya, maka pelajaran itulah yang melekat dalam diri anak jalanan dan membentuk kepribadian mereka.
Ketika mereka dewasa, besar kemungkinan mereka akan menjadi salah satu pelaku kekerasan. Tanpa adanya upaya apapun, maka kita telah berperan serta menjadikan anak-anak sebagai korban tak berkesudahan. Menghapus stigmatisasi di atas menjadi sangat penting. Sebenarnya  anak-anak jalanan hanyalah korban dari konflik keluarga, komunitas jalanan, dan korban kebijakan ekonomi permerintah yang tidak becus mengurus rakyat. Untuk itu kampanye perlindungan terhadap anak jalanan perlu dilakukan secara terus menerus setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar anak jalanan agar menghentikan aksi-aksi kekerasan terhadap anak jalanan.

Pemberdayaan Anak Jalanan
 Sebenarnya anak jalanan tidak berbeda dengan anak yang lainnya, mereka juga mempunyai potensi dan bakat. Pada masa anak-anak seperti itu otak yang memuat 100-200 milyar sel otak siap dikembangkan serta diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi. Pada perkembangan otak manusia mencapai kapasitas 50 % pada masa anak usia dini. Kita telah benar-benar mellupakan hak anak-anak untuk bermain, bersekolah, dan hidup sebagaimana lazimnya anak-anak lainnya. Mereka dipaksa orang tua untuk merasakan getirnya kehidupan. Mereka tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif .
Pasal 9 ayat (1) UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menyebutkan; “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Pemenuhan pendidikan itu haruslah memperhatikan aspek perkembangan fisik dan mental mereka. Sebab, anak bukanlah orang dewasa yang berukuran kecil. Anak mempunyai dunianya sendiri dan berbeda dengan orang dewasa. Kita tak cukup memberinya makan dan minum saja, atau hanya melindunginya di sebuah rumah, karena anak membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang adalah fundamen pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal tak mungkin dijalankan. Pendidikan tanpa cinta seperti nasi tanpa lauk,menjadi kering hambar, tak menarik.
Pendidikan pada hakekatnya bertujuan membentuk karakter anak menjadi anak yang baik. Khusus untuk anak jalanan pendidikan luar sekolah yang sesuai adalah dengan melakukan proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam wadahrumah singgah.
Rumah singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal, dimana anak-anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut .rumah singgah didefinisikan sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Rumah singgah merupakan proses non formal yang memberikan suasana pusat resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma di masyarakat. Tujuan dibentuknya rumah singgah adalah resosialisasi yaitu membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan  memberikan pendidikan dini untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif.
Peran dan fungsi rumah singgah bagi program pemberdayaan anak jalanan sangat penting. Secara ringkas fungsi rumah singgah antara lain : 1. Sebagai tempat perlindunga dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap menimpa anak jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya. 2 Rehabilitasi, yaitu mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak. 3 Sebagai akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan sementara anak jalanan dan sekaligus akses kepada berbagai pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan dll. Lokasi rumah singgah harus berada ditengah-tengah masyarakat agar memudahkan proses pendidikan dini, penanaman norma dan resosialisasi bagi anak jalanan.

Kesimpulan
-Jadi, upaya pemberdayaan anak-anak jalanan seyogyanya terus digalakkan melalui berbagai penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah berupa kegiatan resosialisasi di Rumah Singgah. Perlu adanya kerjasama dari segala lapisan untuk bekerjasama menyukeskan program ini
- Pendidikan pada hakekatnya bertujuan membentuk karakter anak menjadi anak yang baik
- Kasih sayang adalah fundamen pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal      tak mungkin dijalankan

kehidupan anak jalanan

“Pak….., tolong berikan saya duit untuk beli makan”, begitulah kata yang keluar dari mulut anak kecil berpakaian kumal yang tak seharusnya berada di jalanan. Inilah sekelumit tentang nasib anak Indonesia. Tragis dan memilukan melihat banyak anak-anak harapan bangsa yang menghabiskan waktunya di jalanan dan  bukan bermain di halaman rumahnya. Sebuah tragedi zaman ini! Entah siapa yang salah, yang jelas anak-anak tersebut tidak meminta dilahirkan untuk menjadi pengemis.
Sejak krisis tahun 1998, kegiatan anak jalanan di indonesia semakin meningkat, mulai di alun-alun, bioskop, jalan raya, simpang jalan, stasiun kereta api, terminal, pasar, pertokoan, dan mall. Kini, sosok anak-anak di indonesia tampil dalam kehidupan yang kian tak menggembirakan. Kondisi anak-anak yang kian terpuruk sudah bisa diliihat dari tampilan fisiknya saja.

Siapa saja sih yang disebut anak jalanan?
Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan phsykis) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya. Umumnya mereka berasal dari keluarga yang ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif.
Kasus-kasus kekerasan (fisik, psykologis, maupun seksual) yang dialami oleh anak jalanan hingga terungkap ke publik hanyalah sebuah fenomena “gunung es” dari kasus-kasus kekerasan yang sebenarnya sering terjadi di dalam kehidupan anak-anak jalanan. Oleh karena itu, tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa anak jalanan senantiasa berada dalam situasi yang mengancam perkembangan fisik, mental dan sosial bahkan nyawa mereka. Di dalam situasi kekerasan yang dihadapi secara terus-menerus dalam perjalanan hidupnya, maka pelajaran itulah yang melekat dalam diri anak jalanan dan membentuk kepribadian mereka.
Ketika mereka dewasa, besar kemungkinan mereka akan menjadi salah satu pelaku kekerasan. Tanpa adanya upaya apapun, maka kita telah berperan serta menjadikan anak-anak sebagai korban tak berkesudahan. Menghapus stigmatisasi di atas menjadi sangat penting. Sebenarnya  anak-anak jalanan hanyalah korban dari konflik keluarga, komunitas jalanan, dan korban kebijakan ekonomi permerintah yang tidak becus mengurus rakyat. Untuk itu kampanye perlindungan terhadap anak jalanan perlu dilakukan secara terus menerus setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar anak jalanan agar menghentikan aksi-aksi kekerasan terhadap anak jalanan.

Pemberdayaan Anak Jalanan
 Sebenarnya anak jalanan tidak berbeda dengan anak yang lainnya, mereka juga mempunyai potensi dan bakat. Pada masa anak-anak seperti itu otak yang memuat 100-200 milyar sel otak siap dikembangkan serta diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi. Pada perkembangan otak manusia mencapai kapasitas 50 % pada masa anak usia dini. Kita telah benar-benar mellupakan hak anak-anak untuk bermain, bersekolah, dan hidup sebagaimana lazimnya anak-anak lainnya. Mereka dipaksa orang tua untuk merasakan getirnya kehidupan. Mereka tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif .
Pasal 9 ayat (1) UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menyebutkan; “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Pemenuhan pendidikan itu haruslah memperhatikan aspek perkembangan fisik dan mental mereka. Sebab, anak bukanlah orang dewasa yang berukuran kecil. Anak mempunyai dunianya sendiri dan berbeda dengan orang dewasa. Kita tak cukup memberinya makan dan minum saja, atau hanya melindunginya di sebuah rumah, karena anak membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang adalah fundamen pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal tak mungkin dijalankan. Pendidikan tanpa cinta seperti nasi tanpa lauk,menjadi kering hambar, tak menarik.
Pendidikan pada hakekatnya bertujuan membentuk karakter anak menjadi anak yang baik. Khusus untuk anak jalanan pendidikan luar sekolah yang sesuai adalah dengan melakukan proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam wadahrumah singgah.
Rumah singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal, dimana anak-anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut .rumah singgah didefinisikan sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Rumah singgah merupakan proses non formal yang memberikan suasana pusat resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma di masyarakat. Tujuan dibentuknya rumah singgah adalah resosialisasi yaitu membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan  memberikan pendidikan dini untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif.
Peran dan fungsi rumah singgah bagi program pemberdayaan anak jalanan sangat penting. Secara ringkas fungsi rumah singgah antara lain : 1. Sebagai tempat perlindunga dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap menimpa anak jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya. 2 Rehabilitasi, yaitu mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak. 3 Sebagai akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan sementara anak jalanan dan sekaligus akses kepada berbagai pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan dll. Lokasi rumah singgah harus berada ditengah-tengah masyarakat agar memudahkan proses pendidikan dini, penanaman norma dan resosialisasi bagi anak jalanan.

Kesimpulan
-Jadi, upaya pemberdayaan anak-anak jalanan seyogyanya terus digalakkan melalui berbagai penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah berupa kegiatan resosialisasi di Rumah Singgah. Perlu adanya kerjasama dari segala lapisan untuk bekerjasama menyukeskan program ini
- Pendidikan pada hakekatnya bertujuan membentuk karakter anak menjadi anak yang baik
- Kasih sayang adalah fundamen pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal      tak mungkin dijalankan